Ketidakseimbangan Sumber Persoalan

 🐝 *Setetes Madu* 

21 November 2020/  05 Rabiul Akhir 1442 H


Sahabat, ketika kita sakit berarti di dalam tubuh kita sedang terjadi ketidakseimbangan. Bisa dikarenakan ada unsur yang berkurang atau berlebih, seperti kolesterol berlebih atau angin yang berlebih. 

Begitupun persoalan dunia terjadi karena adanya ketidakseimbangan. Seperti kebijakan para pemimpin negara adidaya yang berlebihan memihak kepada satu negara dan merugikan negara lainnya. 

Atau ketidakseimbangan dalam bersikap bebas di satu negara yang merugikan masyarakat dunia lainnya, seperti kebebasan di Perancis yang menghina Agama Islam dan Nabinya. 

Begitu juga persoalan di negara kita. Jika kita melihatnya dengan pikiran yang jernih, maka kita akan temukan akar persoalannya adalah adanya ketidakseimbangan dalam penegakan hukum, ekonomi, berpolitik, bersikap, dan bertutur kata. 

Jika kita tarik ke ranah kehidupan yang lebih kecil lagi, seperti dunia kerja. Maka persoalan yang kita hadapi pun berasal dari ketidakseimbangan kita atau orang yang ada di sekitar kita, seperti rekan kerja yang melebih-lebihkan informasi yang sebenarnya tentang kita atau kebijakan pimpinan yang sebenarnya baik menjadi terdengar tidak baik. 

Begitu pun di dalam kehidupan pribadi kita, setiap persoalan diri atau keluarga sumbernya dari adanya ketidakseimbangan. Persoalan keuangan, misalnya.

Kita berlebihan dalam mengeluarkan uang (Boros) atau kita berlebihan menahannya (Pelit) sehingga rumah tangga kita tidak ada keberkahan, selalu ada persoalan, atau sulit punya momongan. 

Maka agar kehidupan kita berkah, keuangan kita stabil, hendaknya kita mengelola keuangan dengan seimbang. Yaitu pertengahan antara pelit dan boros. 

Syekh Muhammad Qutub dalam bukunya Manhaj at-Tarbiyah al-Islamiyah menyampaikan tentang sikap seimbang sebagai ciri manusia yang baik : 

"Seimbang merupakan salah satu ciri manusia yang baik mempunyai makna yang luas dan komprehensif, mencakup semua aktifitas manusia, yaitu seimbang antara kekuatan fisik, rasio, dan jiwa, seimbang antara materi dan spiritual manusia, seimbang antara kebutuhan dan keinginannya, seimbang antara sikap dalam kehidupan nyata dan angan-angan, seimbang dalam keimanannya terhadap realitas yang nyata dan imannya yang ghoib, seimbang antara dorongan sikap individual dan dorongan sosial, seimbang dalam sistem ekonomi, sosial, politik, dan dalam segala hal di hidup ini."

Karena itu, jika kita ingin kehidupan kita menjadi baik jauhilah ketidakseimbangan. Jika ketidakseimbangan datang dari luar diri kita, sikapilah dengan seimbang. 

"Dan demikian  Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu... "(QS.Albaqarah ayat 143) 


Wallahu'alam. 

Selamat beraktifitas, sahabat. 

Semoga Allah Swt menjadikan kita manusia baik yang dapat menjalankan kehidupan di dunia ini dengan seimbang.. Aamin yaa robbal alamin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Kebaikan dan Keburukan

Keyakinan yang Menyembuhkan

Indahnya Keadaan Orang Mumin