Pelajaran Kehidupan Dari Sang Pendekar

 🐝 *Setetes Madu*

11 Desember 2020/  25 Rabiul Akhir 1442 H



Sahabat, pada tahun 1996 penulis mengikuti ujian pengambilan sabuk dasar pencak silat perguruan Tapak Suci di Cijantung Jakarta Timur, tepatnya di Yayasan Masjid PB Soedirman. 

Setelah menjalani ujian fisik atau jurus dasar (Penulis sedikit lupa). Kami diberi kesempatan untuk istirahat, sambil meluruskan kaki, dan menikmati buah anggur. 

Buah anggur itu masih rentengan, dibawa oleh salah satu kakak penguji perempuan yang didampingi seorang penguji pria. Si penguji mempersilakan kami menikmati buah anggur dengan syarat. 

"Silakan ambil anggurnya dengan satu tangan, hanya satu buah, gak boleh keambil lebih dari satu, gak boleh ada yang jatuh dari tangkainya." Pesan si penguji sambil menenteng serenteng anggur. 

Mulailah beliau berjalan di hadapan kami yang duduk bershaf. Kami berusaha memetik anggur yang bergelantungan di hadapan kami sesuai persyaratan, namun beberapa dari kami tidak bisa memenuhinya. 

Ada yang anggurnya keambil lebih dari satu, ada yang jatuh, ada yang ketarik semuanya, dan ada juga yang berhasil. 

Setelah itu sang penguji pria memberitahu kami teknik mengambil sebuah anggur dari rentengnya menggunakan satu tangan, berikut filosofinya. 

"Cara yang benar ngambil satu anggur dari rentengnya itu diputar (Menggunakan jari jempol dan telunjuk) bukan ditarik. Kalo di tarik risikonya kebawa semua anggur yang lainnya atau berantakan. Karena tangan kamu yang satu gak digunakan. Kecuali yang mudah dipetik" Kata si penguji pria kepada kami. 

Lalu beliau menjelaskan filosofinya, bahwa untuk mendapatkan sesuatu ada cara, tantangan, dan proses yang harus kita lalui. 

Supaya kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan kita harus tahu caranya, sabar menjalani prosesnya dan juga sabar menghadapi tantangannya. 

Seperti mengambil sebuah anggur yang bergelantung itu dengan satu tangan, ada teknik dan prosesnya yang benar agar tidak rusak rentengannya. 

Itulah pesan penguji pria kepada kami. Pria tersebut adalah Allohuyarham Bapak Pendekar Utama Suryo Wirawan, M.Pd atau yang akrab disapa Abang Suryo, yang kemarin (10 Desember 2020) Allah Swt telah memanggilnya. 

Adapun si penguji perempuan adalah Kak Nurul yang tak lain adalah istri dari Abang Suryo yang senantiasa setia menemani sang Pendekar memajukan dunia persilatan Indonesia, terkhusus perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. 

Wallahu'alam. 

Selamat beraktifitas, sahabat. 

Semoga Allah Swt menerima amal ibadah Bapak Pendekar Utama Suryo Wirawan, menjadikan setiap jurus kanuragan dan kehidupan yang beliau ajarkan sebagai penerang dan penyejuk kuburnya, dan mengangkat derajatnya sebagaimana para ulama, syuhada dan siddiqin.. Aamin yaa robbal alamin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Kebaikan dan Keburukan

Keyakinan yang Menyembuhkan

Indahnya Keadaan Orang Mumin