SETETES MADU

 🐝 *Setetes Madu*  12 Maret 2021/28 Rajab 1442 H Sahabat, ada cerita tentang dua ekor burung elang dan seorang nelayan. Cerita ini fiktif, tetapi banyak juga terjadi di dunia nyata.  Ceritanya. Ada dua burung elang yang sama-sama kuat, pandai terbang, dan ahli dalam memburu ikan sebagai makanan favorit mereka.  Suatu hari, salah satu burung elang ketika hendak mencari ikan bertemu nelayan yang membawa ikan. Sang burung elang bertanya kepada si nelayan hendak dibawa ke mana ikan-ikan itu.  Si nelayan menjawab bahwa ikan itu akan di bawa ke kota untuk ditukarkan dengan bulu burung yang akan di kumpulkan dan jika sudah banyak akan dijadikan mantal penghangat tubuh.  Si burung elang menawarkan kepada si nelayan untuk menukarkan ikannya kepada dirinya saja, supaya si nelayan tidak perlu ke Kota dan si elang pun tidak perlu bersusah payah mencari ikan.  Si elang siap menukarkan satu bulunya dengan satu ekor ikan. Si nelayan pun menerima tawaran tersebut....

 🐝 *Setetes Madu*  11 Maret 2021/27 Rajab 1442 H Sahabat, hari ini umat muslim memperingati Isra Miraj Rasulullah Saw. Sebuah peristiwa yang bisa diterima hanya dengan keimanan, yang di dalamnya sarat dengan pesan penting salah satunya tentang kesehatan.  Umumnya setiap memperbincangkan perjalanan spiritual Rasulullah Saw tersebut selalu dikaitkan hanya dengan Sholat dan pertemuan dengan para Nabi.  Padahal ada satu pesan  lainnya yang juga penting untuk diketahui dan diimani oleh setiap orang yang mengakui kenabian dan kerasulan Muhammad Saw.  Yaitu pesan sehat bekam. Sebuah terapi kesehatan yang diakui oleh kedokteran moderen, namun masih diragukan oleh sebagian muslim.  Anas ra berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: " Tidaklah aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisrakan kecuali mereka berkata: Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam ." ( HR Ibnu Majah (3479), Kitab Pengobatan, Bab Bekam. Disahkan al-Albani dalam Shahih al-Jami` (II:...

 🐝 *Setetes Madu*  10 Maret 2021/26 Rajab 1442 H Sahabat, seekor anak burung ketika hendak keluar dari telur atau menetas dia berusaha mematuki cangkang telur dari dalam, tanpa bantuan siapa-siapa. Para ilmuwan menyebutkan bahwa cangkang telur mengandung sejumlah protein. Zat-zat inilah yang menjadikan kulit telur tebal dan kuat.  Menjelang penetasan zat protein tersebut berangsur-angsur berkurang sehingga cangkang telur menjadi tipis dan rapuh, puncaknya pada hari penetasan cangkang telur menjadi sangat rapuh hingga mudah untuk anak burung memecahkannya.  Begitulah Allah Swt mendesain ciptaannya, cangkang telur yang keras dibuatnya menjadi rapuh untuk memudahkan usaha anak burung yang hendak keluar dari telur.  Dari fenomena menetasnya anak burung itu ada dua hal yang dapat kita jadikan pelajaran :  Pertama, kita harus berusaha sendiri untuk keluar dari persoalan yang menyelimuti hidup kita, tidak ada yang bisa merubah keadaan kita selain diri kita sendir...

 🐝 *Setetes Madu*  09 Maret 2021/25 Rajab 1442 H Sahabat, benar dan salah adalah fitrah yang Allah Swt ciptakan sebagai ujian, godaan, dan pilihan hidup manusia.  Manusia tidak selamanya benar dan di atas kebenaran. Hanya Malaikatlah yang istiqomah dalam kebenaran, karena hanya untuk itulah Allah Swt menciptakan mereka.  Manusia terkadang berbuat salah. Adapun mahluk yang istiqomah berbuat salah dan mendakwahkannya hanyalah Setan laknatulloh.  Maka manusia adalah mahluk yang bisa berbuat benar dan juga bisa melakukan kesalahan. Itulah fitrah manusia.  Karenanya ketika orang yang kita kenal berbuat salah, tugas kitalah untuk mengingatkannya bukan menyalahkannya.  " Demi Waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang yang beriman, beramal sholeh, dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran." (QS.Al-Ashr)  Wallahu'alam Selamat beraktifitas, sahabat Semoga Allah Swt hadirkan untuk kita teman-teman yang senantiasa me...

 🐝 *Setetes Madu*  08 Maret 2021/24 Rajab 1442 H Sahabat, sesungguhnya aturan kehidupan ini simple alias sederhana atau gampang. Kepentingan, kepura-puraan, dan ketidaktahuanlah yang menjadikannya rumit berbelit-belit.  Benar tidak benar sudah ada ketentuannya, baik berdasarkan adat, undang-undang, norma masyarakat, atau aturan agama. Semua ketentuannya sudah jelas.  Ambisi duniawi dan pengetahuan sebiji sawi lah yang menjadikan kebenaran yang jelas menjadi abu-abu atau hitam pekat hingga sulit dilihat.  Ketentuan sesuatu itu halal atau haram pun sudah jelas, bahkan sangat jelas. Jika tidak jelas, lebih baik lepaskan. Karena begitulah Rasulullah yang cerdas mengajarkan kita.  " Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas. Sedangkan di antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-Nya. Barangsiapa yang menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan agama dan keh...