Manusia Jiro

 🐝 *Setetes Madu* 

17  November 2020/  01 Rabiul Akhir 1442 H


Sahabat, manusia adalah mahluk istimewa yang sangat berbeda dengan mahluk Allah Swt yang lainnya, seperti tanaman dan bebatuan, misalnya. 

Jika tanaman agar dapat tumbuh dengan baik, kuat akarnya, lebat daunnya, dan berkualitas serta berlimpah buahnya, perlu perawatan dari luar dirinya yaitu petani. 

Tanaman tidak bisa merawat dan menentukan nasibnya sendiri, ketika di sekitarnya tidak ada air ia tidak bisa hijrah ke tempat lain yang melimpah airnya dan perlahan ia akan mati. 

Begitu juga dengan bebatuan. Ia tidak dapat mengukir dirinya sendiri. Untuk menjadi patung atau hiasan cantik ia memerlukan bantuan tukang pahat. 

Ketika bebatuan dihancurkan pun mereka tidak bisa melawan. Saat kehujanan atau kepanasan pun ia sama seperti tanaman tidak mampu hijrah. 

Berbeda dengan manusia, Allah Swt berikan alat untuk dapat menentukan keadaan dirinya sendiri. Manusia dapat merubah keadaan diri, bentuk fisik dan lokasi tinggalnya tanpa perlu dibantu dari luar dirinya.

Manusia bukanlah benda pasif. Sejuta nasihat dari luar dirinya tidak akan mampu merubahnya jika dari dalam dirinya tidak aktif, tidak ada kemauan untuk memahami dan mengamalkan apa yang menjadi sebab dirinya menjadi lebih baik 

Karenanya para filsuf mengatakan, "Jika manusia tidak punya penasihat di dalam dirinya, maka segala nasihat yang diberikan oleh orang-orang bijak tidak akan dapat mendatangkan manfaat untuk dirinya."

Maka seorang muslim yang sering menghadiri atau mendengar kajian ilmu agama tetapi kualitas keislamannya tidak meningkat, masih memusuhi sesama muslim, bertengkar masalah ikhtilaf, menghina ulama, membenci syariat Islam seperti cadar dan berperilaku buruk lainnya, layak kita sebut "Manusia Jiro".

Kata orang betawi kepada orang yang rajin ngaji tapi kelakuannya masih kagak bener, "Percuma ente ngaji kalo cuma Jiro doang". (Jiro = habis ngaji ditaro). 

Mereka menjadi manusia jiro karena enggan menggunakan akal dan qolbu yang ada di dalam dirinya untuk memahami apa yang didengar dan dilihatnya, membenarkannya dan lalu mengamalkannya. 


"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(QS.Al-araf, ayat 179) 


Wallahu'alam

Selamat Beraktifitas, Sahabat. 

Semoga Alloh senantiasa memberi kita hidayah hingga kita dapat mempelajari, memahami, dan mengamalkan segala perintah dan larangannya.. Aamin yaa robbal alamin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Kebaikan dan Keburukan

Keyakinan yang Menyembuhkan

Indahnya Keadaan Orang Mumin