Menerima Tanpa Menyerah dan Pongah

 🐝 *Setetes Madu*

22 Desember 2020/ 07 Jumadil Awal 1442 H


Sahabat, kita tahu Allah Swt yang menciptakan, memelihara, mengatur, dan menentukan kehidupan di dunia ini. Siapa pun mau tidak mau harus menerima ketentuannya. 

Seorang yang meyakini hal tersebut akan menjalani kehidupannya dengan tenang, tidak ada kesedihan terhadap masa lalu, apalagi  cemas dengan masa depan yang bias. 

Pun tentang kebahagiaan. Orang yang yakin kefanaan dunia ini ada yang menciptakan, ia akan bersikap biasa saja atas kesenangan yang diperolehnya. 

Orang yang yakin dengan penciptanya, pikiran, perasaan, dan perbuatannya akan fokus pada hari ini, tidak menunggu sore hari untuk hal yang bisa dilakukannya pada pagi hari. 

Orang yang percaya dengan kebaikan sang Maha pencipta akan menerima segala hal yang ada dan yang terjadi pada dirinya. Ia akan percaya diri berdiri di hadapan siapa pun walau berbeda bentuk hidung dan jumlah anggota tubuhnya. 

Orang yang beriman sungguh-sungguh dengan hati, pikiran, ucapan, dan perbuatannya, akan tawakal terhadap apapun, bagaimanapun, dan berapapun yang terjadi padanya. 

Bertawakal, bukan berarti pasrah. Melainkan menerima segala ketentuannya tanpa menyerah dan pongah. Apapun ketentuan sang Maha Penguasa diterimanya dengan lapang dada dengan tetap berusaha menjadi hambanya yang terbaik. 

Misal, dalam mencari rizki yang halal dan baik. Berapapun hasilnya akan diterima, disyukuri, dan kembali diikhtiarkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik hingga sang Maha baik memanggilnya dengan cara yang terbaik, husnul khotimah. 

Ibnu Qudamah al Maqdisi mengatakan, "Meninggalkan usaha jelas-jelas bukan tawakal, melainkan kebiasaan pemalas yang enggan bekerja dan mencoba berlindung di balik kata tawakal. Umar bin khatab pernah berkata, " Orang yang bertawakal adalah orang yang menyemai benih kemudian memasrahkan diri kepadanya."

Singkatnya. Orang yang yakin dengan adanya sang Maha Baik yang mencipta, mengatur, dan menentukan kehidupan yang diusahakannya ini akan menerima apapun, berapapun, dan bagaimanapun yang diperolehnya tanpa menyerah dan pongah.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Al Hadid: ayat 22 - 23)


Wallahu'alam. 

Selamat beraktifitas, sahabat. 

Semoga Allah Swt menjadikan kita hamba yang ridho menerima segala ketentuannya, sebagaimana kelak Ia ridho menerima segala amal yang kita bawa.. Aamin yaa robbal alamin. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Kebaikan dan Keburukan

Keyakinan yang Menyembuhkan

Indahnya Keadaan Orang Mumin